Sabar adalah menahan hawa
nafsu agar tetap berada pada batas-batas yang telah ditentukan oleh agama.
Orang yang memiliki akal yang sempurna adalah orang yang sabar menghadapi
persoalan-persoalan yang dianggapnya berat dan sanggup menghadapi dengan tabah hatinya
tanpa mundur, tidak lari, tidak lemah, dan tidak bergetar hatinya.
Orang yang sempurna
akalnya pasti memiliki sifat pelan-pelan (berhati-hati). Jika ingin mengetahui
kesabaran seseorang, hendaknya bisa diketahui dari perbuatan pelan-pelan
(kehati-hatiannya) yang menjadi sifatnya itu. (Orang) yang sabar jika
menghadapi persoalan yang dianggap berat pasti akan tenang, tidak bingung,
kemudian dapat membebaskan dirinya atau menolak persoalan itu dengan
perlahan-lahan.
Adapun nafsu (orang) yang
masih bodoh adalah jika menghadapi persoalan yang dianggapnya berat, selalu
lemas, dan bergetar hatinya, walaupun persoalan itu sebenarnya mudah karena
dirinya memiliki keyakinan jika dirinya tidak sanggup menghadapi persoalan itu
dan tidak bisa menolaknya, tidak bisa lepas dari persoalan yang dihadapi. Sifat
yang seperti ini tidak bisa menjadi sifat setiap pemuda Islam, ini adalah
perbedaan antara kedua nafsu.
Pemuda Islam Indonesia
tidak boleh mundur menghadapi perjuangan untuk keluhuran umat, tidak boleh beku
pada apa yang menjadi kesempurnaan dirinya atau kemuliaan umatnya. Akan tetapi,
jika berjuang jangan sampai lupa menjaga dirinya lahir dan batin dengan
menggunakan ilmu akhlak. Jika tidak, pasti akan memiliki anggapan benar, tetapi
jika perbuatannya salah, dirinya tidak merasa salah bahkan ia tidak mau sadar.
Oleh karena itu, kalian
semua wahai para pemuda! Jadilah kalian orang yang berkobar akalnya, jangan
sampai akalnya beku, jadilah orang yang sabar dan tabah menghadapi persoalan
yang kalian anggap gawat. Caranya, kalian harus membiasakan melakukan
sifat-sifat yang utama, seperti tolong menolong, bersedekah, mengalah pada bab
harta dan kedudukan, menghilangkan pekerti yang buruk, seperti riya (pamer)
dan sum’ah (memperdengarkan amal baiknya kepada orang lain), kemudian
mengganti dengan sifat yang sempurna serta memakai sifat-sifat orang lelaki
jangan selalu bersifat wanita. Semua itu mudah bagi orang yang mendapat
petunjuk dari Allah SWT sehingga condong dan senang memiliki sifat-sifat yang
mulia, tetapi harus mengetahui jika Allah SWT tidak akan memberi petunjuk yang
demikian itu jika hamba-Nya tidak memiliki keinginan, tidak mau menempatkan
dirinya pada tempat yang patut untuk diberi petunjuk. Kemudian, diberi
kemudahan menghilangkan sifat-sifat yang buruk, dan tidak mau menuruti
nafsunya. Akan tetapi, tidak mau menyingkir dari apa yang jadi cita-citanya
yang luhur. Akhirnya, bisa keluar dari sifat-sifat hewani dan benar-benar
memiliki sifat-sifat manusiawi yang sejati.
Semoga Allah SWT membalas
perbuatan-perbuatan orang yang sabar, yang berhubungan dengan usahanya dalam
membersihkan dirinya dari sifat-sifat hewani dan semoga Allah SWT mengangkat
derajat orang-orang yang sabar pada tempat orang-orang yang memperoleh
petunjuk, jauh dari kesamaran.
Akhirnya, kami mengajak
kalian semua agar sabar dalam berusaha membersihkan diri dari akhlak-akhlak
yang tercela di dalam berjuang menggapai keluhuran pribadi dan keluhuran
jiwanya karena sabar yang demikian itu akan menimbulkan akibat berhasilnya
maksud di dunia dan akhirat, kebahagiaan di dunia dan akhirat, dan mendapat
kesenangan di dunia dan akhirat.
Sumber
: Izhatun Nasyi’in jilid 1
No comments:
Post a Comment